Walau jarak telah memisah
Dan kita tak terjangkau
Walau tempat telah berbeda
Dan kita tak saling bertatap muka
Memang tak ada debar menyelutup
Yang ada debar terpendam
Memang tak ada takut dalam kesenangan
Yang ada takut dalam hati
Meski kau anggap aku aneh
Nyatanya ini memang aku
Wajahmu masih jelas dalam ingatanku
Tawamu masih terngiang dalam pendengaranku
Auramu masih sampai menembus lamunanku
Sudah kubilang, bukan?
Keseriusan dan tekad yang kutangkap saat melihat wajahmu diam-diam
Telah menembus pertahanan akan lemahnya diriku
Motivasiku, mengubah tangis menjadi senyumku
Renyah tawa dan lelucon yang sengaja kau tunjukkan
Mampu menyejukkan panasnya hati dan pikiranku
Motivasiku, membuat kekuatan terdalam baruku
Seperti matahari yang terus menerangi dunia
Seperti itulah kau terus menerangkan hati
Seperti sejuknya embun sisa-sisa hujan semalam
Seperti itulah kau terus tentramkan hati
Meski masih kau anggap aku aneh
Biarkan aku menikmati
Tetap menjadikanmu salah satu motivasiku supaya tak runtuh
Sebelum semuanya hilang, dan tinggal kenangan.
p.s : percaya tidak, bertemu denganmu dalam mimpi
membuat hariku seratus kali lebih menyenangkan
Membayangkan betapa menjengkelkannya dirimu kala itu
membuat senyumku berkembang seketika
Memikirkan tanda-tanda dariku yang tak pernah kau sadari
membuatku menggetok kepalaku sendiri
Percayalah itu membuat hatiku lebih menyenangkan.
Aku hanya akan mengingat kenangan yang menurutku manis.
Seperti saat pertama kali kita membahas pr bersama di malam hari lewat pesan singkat
saat kau menawarkan punggungmu untuk menggendongku tapi ku tolak
saat kita menertawakan hal yang seharusnya tak lucu
saat kita saling menyemangati, merindukanmu ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.