Kringggggg….. bel pulang berbunyi. Aku bergegas menuju taman di
seberang sekolah berhubung aku ada janji dengan Jesson, kami akan membahas
tentang acara yang telah kami persiapkan sejak dua bulan yang lalu. Jesson
adalah ketua OSIS di sekolahku sedangkan aku adalah sekretarisnya. Kami akan
membuat Willing’s Party, sebuah ajang yang akan memilih sedikitnya 5 pasangan
untuk berjuang bersama memenangkan dan merebut gelar Prince and Princess of the
year, acara ini sudah menjadi tradisi di sekolahku. Ini adalah acaranya yang
telah ditunggu-tunggu, maka dari itu acara ini akan segera dimulai tiga minggu
lagi.
Selesai membahas perlengkapan dan persiapan acara tersebut, aku
kembali pulang. “haa…… rasanya hari ini menyenangkan sekali tapi kenapa aku
sangat lelah, ini menyebalkan aku harus tidur sekarang” kataku bergegas naik ke
tempat tidur.
“Siapa yang akan menjadi Pangeran dan Putrinya tahun ini ya?
Mungkinkah… haha bicara apa aku ini” kataku membayangkan sesuatu. Terlintas di
kepalaku seseorang yang telah lama di dalam hatiku. Hans.. bagaimana kabarnya
sekarang? Bagaimana bisa aku tidak pernah bertemu dengannya, kami ini satu
sekolah! Hmm., apa dia masih seperti dulu? Tapi yang tadi itu.. kenapa aku
berpikir kalau laki-laki yang tadi aku tabrak adalah Hans. Entahlah tapi aku
merindukannya. Dua tahun yang lalu, kami adalah teman yang baik, kami saling
mengenal satu sama lain. Tapi aku tidak pernah berpikir kalau aku bisa
menyukainya lebih dari seorang teman. Aku berusaha untuk menghilangkan itu,
karena aku tahu dia menyukai orang lain dan dia terlihat sangat bahagia. Aku
pernah berpikir, setidaknya apakah dia tidak merasakan? Aku hampir selalu di
sampingnya ketika dia membutuhkan seseorang, aku hampir tahu apa yang dia
butuhkan ketika hatinya sedang tidak karuan. Apakah dia tidak pernah sedikitpun
mendengar detak jantungku yang tiba-tiba berdetak cepat ketika berada di
dekatnya? Apakah benar dia tidak pernah sedikitpun memperhatikan itu? Bodoh!
Sedalam-dalamnya perasaan itu, dia hanya menganggapku sahabatnya! Sejak
kejadiannya itu, aku putuskan untuk menjauhinya. Hatiku hancur seketika ketika
aku melihat dia bersama Ryn. Ryn adalah teman masa kecil Hans, dia gadis yang
cantik juga baik dan sepertinya Ryn benar-benar mencintai Hans sejak lama tapi
kenapa aku tidak rela dia bersama dengan Hans? Aku tahu aku hanyalah seorang
teman yang baru dia kenal dua tahun yang lalu. Tapi aku benar-benar… Kenapa kau
sangat bodoh Hans! Aku yang selalu di sini untukmu kenapa kau memilihnya? Aku
masih tidak dapat berpikir. “Apa-apaan aku ini?! Kenapa aku masih bisa
memikirkannya! Aahh sudahlah!” kataku sambil menarik selimut.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.