Desember 03, 2012

Tahu Diri (Part 2)


Kringggggg….. bel pulang berbunyi. Aku bergegas menuju taman di seberang sekolah berhubung aku ada janji dengan Jesson, kami akan membahas tentang acara yang telah kami persiapkan sejak dua bulan yang lalu. Jesson adalah ketua OSIS di sekolahku sedangkan aku adalah sekretarisnya. Kami akan membuat Willing’s Party, sebuah ajang yang akan memilih sedikitnya 5 pasangan untuk berjuang bersama memenangkan dan merebut gelar Prince and Princess of the year, acara ini sudah menjadi tradisi di sekolahku. Ini adalah acaranya yang telah ditunggu-tunggu, maka dari itu acara ini akan segera dimulai tiga minggu lagi.
Selesai membahas perlengkapan dan persiapan acara tersebut, aku kembali pulang. “haa…… rasanya hari ini menyenangkan sekali tapi kenapa aku sangat lelah, ini menyebalkan aku harus tidur sekarang” kataku bergegas naik ke tempat tidur.
“Siapa yang akan menjadi Pangeran dan Putrinya tahun ini ya? Mungkinkah… haha bicara apa aku ini” kataku membayangkan sesuatu. Terlintas di kepalaku seseorang yang telah lama di dalam hatiku. Hans.. bagaimana kabarnya sekarang? Bagaimana bisa aku tidak pernah bertemu dengannya, kami ini satu sekolah! Hmm., apa dia masih seperti dulu? Tapi yang tadi itu.. kenapa aku berpikir kalau laki-laki yang tadi aku tabrak adalah Hans. Entahlah tapi aku merindukannya. Dua tahun yang lalu, kami adalah teman yang baik, kami saling mengenal satu sama lain. Tapi aku tidak pernah berpikir kalau aku bisa menyukainya lebih dari seorang teman. Aku berusaha untuk menghilangkan itu, karena aku tahu dia menyukai orang lain dan dia terlihat sangat bahagia. Aku pernah berpikir, setidaknya apakah dia tidak merasakan? Aku hampir selalu di sampingnya ketika dia membutuhkan seseorang, aku hampir tahu apa yang dia butuhkan ketika hatinya sedang tidak karuan. Apakah dia tidak pernah sedikitpun mendengar detak jantungku yang tiba-tiba berdetak cepat ketika berada di dekatnya? Apakah benar dia tidak pernah sedikitpun memperhatikan itu? Bodoh! Sedalam-dalamnya perasaan itu, dia hanya menganggapku sahabatnya! Sejak kejadiannya itu, aku putuskan untuk menjauhinya. Hatiku hancur seketika ketika aku melihat dia bersama Ryn. Ryn adalah teman masa kecil Hans, dia gadis yang cantik juga baik dan sepertinya Ryn benar-benar mencintai Hans sejak lama tapi kenapa aku tidak rela dia bersama dengan Hans? Aku tahu aku hanyalah seorang teman yang baru dia kenal dua tahun yang lalu. Tapi aku benar-benar… Kenapa kau sangat bodoh Hans! Aku yang selalu di sini untukmu kenapa kau memilihnya? Aku masih tidak dapat berpikir. “Apa-apaan aku ini?! Kenapa aku masih bisa memikirkannya! Aahh sudahlah!” kataku sambil menarik selimut.
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.