Hai ini cerpen yang kedua dan akhirnya selesai loh, selamat membaca dan jangan lupa komentarnya hihi._.
Cerpen : Tahu Diri
Inspirasi by : Maudy Ayunda-Tahu diri
Created by : Nurulfami-blogspot.com
Date : 14 November 2012
Tetesan hujan tadi malam masih terdengar pagi ini membangunkanku dari
mimpi indahku, sesegera mungkin aku menuju kamar mandi dan bergegas sekolah.
Ini adalah tahun keduaku bersekolah di Herdiasa senior high school hari
pertamaku di kelas XII akan segera dimulai.
Pagi ini terasa lebih cerah,
mungkin karena tadi malam hujan mengguyur kota ini. Aku berjalan menuju halte
bus di seberang jalan. Aku memakai sepatu dan jam tangan yang baru tiga hari
yang lalu diberikan oleh Ayah, aku ingin terlihat berbeda di hari pertamaku
bertemu teman-temanku. Seperti biasa aku
selalu duduk ditempat yang sama sejak setahun yang lalu ketika di bus. Di
tempat dudukku ini aku bias melihat keindahan kota ini, dan dari keindahan
inilah tercipta karya-karyaku yang terpajang di kamar tidurku.
Bus berhenti berjalan ini berarti aku telah sampai di sekolah, aku
bergegas turun dan melihat keadaan di sana, “Suasana ini, masih seperti dulu.
Baiklah, aku bias melakukan ini!!!” bisikku. “Gris!! Apa itu kau? Hey,
kemarilah!!” panggil seseorang dari kejauhan. “Hai! Zer! Ya ini aku!”
melambaikan tangan dan berlari menuju Zerlin.
Brukk……!!! “Hey! bisakah kau berhati-hati” kata seorang lelaki yang
sedang membereskan buku-bukunya. “Upsss…. Maafkan aku” jawabku sambil
membantunya mengambil buku-bukunya. Deg..deg…deg “Jantungku… ada apa ini?”
batinku. “Gris, cepatlah kemari!!” panggil Zerlin mengingatkan. “Aku minta
maaf, tapi aku harus pergi. Maafkan aku.”kataku lalu pergi.
“Grisly! Ini benar-benar kau kan?! Aku sangat merindukanmu, tahu
tidak!!” kata Zerlin memulukku erat. “Tadi itu siapa? Kenapa aku merasa gugup,
ada apa dengan jantungku?” pikirku. “Hey! kau ini kenapa? Kenapa kau melamun
seperti itu?!” Tanya Zerlin membangunkan lamulanku. “Apa? Ah tidak aku hanya..”
kataku belum selesai. “Ayo kita ke kelas bersama!!” ajak Zerlin menarik
tanganku.
Kami bercengkrama dengan teman yang lain, aku ingin menyayangi semua
temanku di kelas maka itulah aku ingin mengenal mereka lebih dekat lagi. Jam
pelajaran pun dimulai, ternyata Ibu willen yang masuk beliau mengajar
Matematika, kami mulai dengan serius pelajaran ini.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.