Aku terpekur duduk sendirian
Dibawah hamparan langit tanpa bintang
Tak memandang hanya menerawang
Dalam kesunyian gelap malam
Menyukainya saja sudah salah
Bagaimana mau berharap kalau dia membalas
Menerima salam perkenalannya saja sudah bersyukur
Bagaimana mau berandai kalau dia hanya untukku
Seharusnya aku tahu itu
Aku tak bisa menyalahkan perasaan
Yang kubisa lakukan hanya menegur hati
Berhentilah berdebar untuknya
Berhentilah memanggil namanya
Apa tidak puas sakit yang hati terima
Yang bisa kulakukan hanya menutup perasaan
Berhentilah mengharapkannya
Berhentilah merindukannya
Senyum itu terlihat manis, tapi bukan untukku
Tatapan itu terlihat teduh, tapi bukan untukku
Katakan, bagaimana bisa ia mengabaikan hatiku?
Katakan, bagaimana bisa ia lantarkan perasaanku?
Dimana tempat agar aku bisa melupakan
Kemana kaki agar aku bisa meninggalkan
Kosongkan hatiku, maka tutup lukanya
Kosongkan hatiku, maka antar penggantinya
Biar kau pergi lalu aku mengikhlaskan
Biar kau bahagia lalu aku membahagiakan
Note: 31 Oktober 2014
Note: 31 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.