Juli 19, 2014

My Best Friend, My Love


Saat kujumpa dengannya saat itulah kali pertama aku melihatnya
Meski dengan jarak yang dekat
Tak ada kata yang terucap tak ada tatap yang berarti
Tak ada senyum mengukir diantara bibir yang kelu
Hanya kekakuan yang mendera
Hanya keasingan yang melanda


Dan tak kuduga dipertemuan berikutnya
Kau datang kepadaku tiba-tiba
Tidak dengan uluran tangan
Tidak dengan senyuman tidak juga dengan sapaan
Hanya dengan hati yang hangat

Dipertemuan awalku denganmu
Itulah kali pertamanya aku merasakan hati yang hangat itu dalam hidupku
Tanpa kata tanpa cerita

Kita memulai persahabatan dengan niat tulus
Kita memulai tawa dengan canda yang ria
Kita memulai percakapan sederhana yang berarti
Kita memulai pertanyaan yang tak terkendali
Kita memulai berpegangan tuk bersama
Kita memulai bertatapan tuk saling tegur sapa

Dan tanpa sadar aku memulai cerita ini dengannya
Berlari melompat kita lakukan bersama
Berbagi menerima kita lakukan bersama
Kita memulai memahami dan menghormati
Sampai pada suatu keadaan
Wajahnya terlihat kusut
Matanya yang berbinar terlihat redup
Hatinya yang hangat terasa dingin

Dan aku sadari dirinya milik orang lain
Tak kumengerti bagaimana jadinya aku
Bagaimana jadinya aku?

Dengan ego yang terus berkembang dan ketidak mungkinan yang berkepanjangan
Kuhapus segala bayang dirinya
Kuhapus segala upaya tuk mengamati hatinya
Kuhapus segala jejak yang kutinggalkan untuknya

Aku jatuh dan tersiksa
Adakah yang tidak aku mengerti?
Dia sahabatku
Dia sahabat yang aku cintai

Satu-satunya sahabat yang memberikan rasa nyaman
Satu-satunya sahabat yang memperhatikan
Satu-satunya sahabat yang berusaha mengukir senyum di bibirku
Tidakkah aku berlebihan?
Haruskah aku memendamnya lagi?

Bagaimana bisa aku bertanya seperti itu? Bukankah sudah hobiku memendam perasaan cinta?
Bagaimana bisa aku merasakan kenyamanan itu?
Bagaimana bisa jantungku berdegup lebih cepat dari sebelumnya?
Bagaimana bisa bibirku selalu tersenyum ketika bersamanya?
Bagaimana bisa dia terus menerus membuatku seperti ini disaat dia telah dimiliki?

Telah aku sadari aku benar-benar memiliki perasaan ini
Telah kucoba tuk menjauh tapi kau malah semakin dekat
Telah kucoba tuk melupa tapi kau malah semakin datang
Telah kucoba tuk hilangkan tapi itu malah mengembangkan

Sekarang kau telah sendiri
Lalu apa yang aku harapkan?
Jarak diantara kami bahkan sudah sangat jauh
Tapi setiap kami bertatap muka kau selalu membuat jantungku tak karuan

Kau selalu membuat senyum terus terukir dikala hati tersayat
Kau selalu membuat tatapan benci menjadi cinta
Katanya kau adalah teman terpeka, tapi kenapa kau tidak peka dengan kehadiranku
Di dekatmu, sangat dekat.
Bagaimanapun juga hobiku terus berlanjut

Tak pernah kuberlebih-lebihan agar kau secepatnya tahu
Tentangku yang menyimpan segala upaya
Tentangku yang mengukir senyum tepat di sampingku
Tentangku yang menahan debaran kita
Tentangku yang ingin berucap, terima kasih telah datang ke hidupku

Walau tuk sekedar mengenal
Walau tuk sekedar menjadi teman
Walau harapan tak pernah padam
Walau hati tak juga berpaling
Walau jarak memisahkan kita

Tetapkan hati dan percayalah kau akan baik-baik saja
Teruslah dating ke dalam mimpi disetiap tidurku
Walau hanya bayanganmu

Mungkin suatu hari kau akan merasa
Mungkin suatu hari kau akan mengerti
Mungkin suatu hari kami akan kembali menjadi kita
Mengukir senyum dan cita masa depan
Sahabatku terkasih, I’m sorry for loving you secretly.
I’m sorry for thinking how can I make you break up with your girl
I’m sorry for looking you so frustrated
I'm sorry for loving you so deep. Mianhe saranghamda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.