Saat kujumpa dengannya saat itulah kali pertama aku melihatnya
Meski dengan jarak yang dekat
Tak ada kata yang terucap tak ada tatap yang berarti
Tak ada senyum mengukir diantara bibir yang kelu
Hanya kekakuan yang mendera
Hanya keasingan yang melanda
Dan tak kuduga dipertemuan berikutnya
Kau datang kepadaku tiba-tiba
Tidak dengan uluran tangan
Tidak dengan senyuman tidak juga dengan sapaan
Hanya dengan hati yang hangat
Dipertemuan awalku denganmu
Itulah kali pertamanya aku merasakan hati yang hangat itu
dalam hidupku
Tanpa kata tanpa cerita
Kita memulai persahabatan dengan niat tulus
Kita memulai tawa dengan canda yang ria
Kita memulai percakapan sederhana yang berarti
Kita memulai pertanyaan yang tak terkendali
Kita memulai berpegangan tuk bersama
Kita memulai bertatapan tuk saling tegur sapa
Dan tanpa sadar aku memulai cerita ini dengannya
Berlari melompat kita lakukan bersama
Berbagi menerima kita lakukan bersama
Kita memulai memahami dan menghormati
Sampai pada suatu keadaan
Wajahnya terlihat kusut
Matanya yang berbinar terlihat redup
Hatinya yang hangat terasa dingin
Dan aku sadari dirinya milik orang lain
Tak kumengerti bagaimana jadinya aku
Bagaimana jadinya aku?
Dengan ego yang terus berkembang dan ketidak mungkinan yang berkepanjangan
Kuhapus segala bayang dirinya
Kuhapus segala upaya tuk mengamati hatinya
Kuhapus segala jejak yang kutinggalkan untuknya
Aku jatuh dan tersiksa
Adakah yang tidak aku mengerti?
Dia sahabatku
Dia sahabat yang aku cintai
Satu-satunya sahabat yang memberikan rasa nyaman
Satu-satunya sahabat yang memperhatikan
Satu-satunya sahabat yang berusaha mengukir senyum di
bibirku
Tidakkah aku berlebihan?
Haruskah aku memendamnya lagi?
Bagaimana bisa aku bertanya seperti itu? Bukankah sudah
hobiku memendam perasaan cinta?
Bagaimana bisa aku merasakan kenyamanan itu?
Bagaimana bisa jantungku berdegup lebih cepat dari
sebelumnya?
Bagaimana bisa bibirku selalu tersenyum ketika bersamanya?
Bagaimana bisa dia terus menerus membuatku seperti ini
disaat dia telah dimiliki?
Telah aku sadari
aku benar-benar memiliki perasaan ini
Telah kucoba tuk
menjauh tapi kau malah semakin dekat
Telah kucoba tuk
melupa tapi kau malah semakin datang
Telah kucoba tuk
hilangkan tapi itu malah mengembangkan
Sekarang kau
telah sendiri
Lalu apa yang aku
harapkan?
Jarak diantara
kami bahkan sudah sangat jauh
Tapi setiap kami
bertatap muka kau selalu membuat jantungku tak karuan
Kau selalu
membuat senyum terus terukir dikala hati tersayat
Kau selalu
membuat tatapan benci menjadi cinta
Katanya kau adalah teman terpeka, tapi kenapa kau tidak peka dengan kehadiranku
Di dekatmu, sangat dekat.
Katanya kau adalah teman terpeka, tapi kenapa kau tidak peka dengan kehadiranku
Di dekatmu, sangat dekat.
Bagaimanapun juga
hobiku terus berlanjut
Tak pernah
kuberlebih-lebihan agar kau secepatnya tahu
Tentangku yang
menyimpan segala upaya
Tentangku yang
mengukir senyum tepat di sampingku
Tentangku yang
menahan debaran kita
Tentangku yang
ingin berucap, terima kasih telah datang ke hidupku
Walau tuk sekedar
mengenal
Walau tuk sekedar
menjadi teman
Walau harapan tak
pernah padam
Walau hati tak
juga berpaling
Walau jarak
memisahkan kita
Tetapkan hati dan
percayalah kau akan baik-baik saja
Teruslah dating
ke dalam mimpi disetiap tidurku
Walau hanya
bayanganmu
Mungkin suatu
hari kau akan merasa
Mungkin suatu
hari kau akan mengerti
Mungkin suatu
hari kami akan kembali menjadi kita
Mengukir senyum
dan cita masa depan
Sahabatku
terkasih, I’m sorry for loving you secretly.
I’m sorry for
thinking how can I make you break up with your girl
I’m sorry for
looking you so frustrated
I'm sorry for
loving you so deep. Mianhe saranghamda

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.