14 Juli 2014 - 07.40 WIB
Musim hujan yang baru-baru ini datang memang membuat udara
lebih segar walau kadang dinginnya seperti pisau belati menusuk-nusuk.
Kutarik selimut sampai menutupi kepala dan meringkuk seperti
bayi
Namun cahaya matahari yang menyinari separuhnya kamarku
membuatku susah payah membuka mata
Akhirnya dengan berat hati aku berusaha bangun sambil
mengumpulkan nyawa
Ah. Ini sudah jam berapa?
Kuambil jam diIphoneku, 07.00
Erhh.. kuhela nafas sebentar
Aku berdiri menuju jendela kamar yang panjangnya hampir
setengah dari tinggi badanku
Kutatap lekat-lekat langit biru nan cerah itu
Dan mulai kudengar suara-suara kicau burung-burung gereja
Angin terasa sejuk persis seperti berada di puncak
Mataku menerawang jauh awannya… birunya.. cahaya matahari… warna hijau dari
pohon
Teduh sekali nyaman rasanya
Telunjukku mengikuti bentuk awan yang seperti kelinci
Ah. Sudah lama sekali
Sudah hampir 2 bulan aku libur sekolah. Bagaimana bisa? Ya
bisa karena aku baru saja menyelesaikan tugasku sebagai pelajar SMA
Dan semenjak itu juga aku jarang keluar rumah. Ya katakanlah
aku anak rumahan
Sekalipun juga aku jarang bertemu dengan teman-teman di
SMA-ku
Beberapa kali ke sekolah hanya untuk mengurus berkas-berkas
penting untuk keperluan kuliah nanti
Ah iya aku akan kuliah.
Sekarang di sinilah aku-dibalkon tepatnya-menatap jalan yang tampak riweh
dengan kendaraan bermotor walaupun riweh tapi di sini aku tak sama sekali
mendengar suara apa saja di sana
Sampai kutemukan sosok yang mengingatkanku tentang-
Ya seragam SMA-ku
Sekelompok anak-anak SMA yang sedang berjalan penuh canda
Rasanya taka da beban yang mereka pikul
Raut wajah ceria itu mengingatkan ku tentang-
Ya sekolah SMA-ku
Agak terdengar menggelikan memang
Tapi aku memang baru merasakannya kali ini merindukan
sekolah
Ya dulu aku pernah berpikir “kapan kita libur
berbulan-bulan, lelah belajar terus”
Sekarang aku malah seakan menelan ludahku sendiri
Tapi aku tak peduli, jika aku merindukan ya aku akan bilang
aku merindukan
Benar kata orang masa-masa remaja apalagi pelajar seperti aku
ini sangatlah menyenangkan
Sekarang aku mengerti maksud kata “menyenangkan” itu
Mengingat bagaimana bersemangatnya aku setiap kali datang ke
sekolah hanya karena ada dia
Mengingat bagaimana bersemangatnya aku setiap kali jadwal
pelajaran yang ada adalah kesukaanku semua
Mengingat bagaimana bersemangatnya aku dengan bangganya
mengeluarkan pr ku untuk di lihat oleh teman-temanku. Ya aku termasuk rajin
mengerjakan pr
Mengingat bagaimana saat istirahat aku dan teman-temanku
yang notabennya orang-orang sengklek semua ketawa ketiwi bersenandung ria dan
mengolok-ngolok guru yang tidak kami suka
Berlarian bercanda bernyayi hampir semuanya terlihat
menyenangkan
Mengingat ketika event-event tertentu bagaimana kompaknya
kami satu sama lain
Ah. Kenangan kenangan… kau tetap dan akan selamanya di
hatiku
Merindukan ya sangat merindukan
Suasana kebersamaan. Teman-teman yang penuh canda. Juga
guru-guru yang baik hati lemah lembuh juga kadang buat darah naik ups.
Hanya menceritakan hal yang tidak penting ini memang gak ada
gunanya- hmm kata siapa?
Aku akan mengepostnya di blok dan itu akan mengingatkan aku
kelak bagaimana aku merindukan sekolahku
Merindukan sekolah. Merindukan teman-teman. Merindukan
guru-guru. Dan merindukan dia-dia yang sempat menarik hatiku
Ah. Menyenangkan kalau merindukannya dengan senang hati
Seperti saat ini ditemani kicauan burung, pagi yang indah
juga tiupan angina yang menyejukkan
Ohya. Tidak lama lagi aku akan menjadi mahasiswa
Memang agak horror sih mengingat status yang aku pegang saat
ini
Mahasiswa dituntut untuk berpikir dewasa bukan? Sedangkan
aku- ah semoga saja aku bisa
Baiklah. Sampai jumpa sekolahku. Selamanya kamu ada di
sini…………. *nunjukhati
Merindukanmu seperti merindukan cinta pertamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.